print this page Klik Print

Kiat dari Abdullah bin Mas’ud Agar Jadi Orang Terkaya

Banyak orang yang meletakkan predikat kaya kepada sosok-sosok yang paling banyak harta, asetnya melimpah, saldo tabungannya membengkak, dan kriteria-kriteria duniawi lainnya. Sebaliknya, bagi mereka yang rumahnya masing mengontrak, saldo tabungannya tak lebih dari enam dijit angka nolnya, dan tak memiliki kendaraan pribadi, masyarakat pun langsung menisbatkan kata miskin kepadanya.

Padahal, sebagai orang Islam, kita dituntut untuk menilai segala sesuatu berdasarkan sudut pandang yang disampaikan oleh Allah Ta’ala di dalam al-Qur’an, sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sahabat-sahabat dan seluruh penerusnya dari kalangan ulama Rabbani

Salah satu sudut pandang itu, sebagaimana disebutkan oleh Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Beliau menyebutkan tentang kiat agar seorang hamba dikarunia kekayaan sejati. Agar menjadi orang terkaya.

“Abdullah bin Mas’ud berkata,” tulis Imam al-Harits al-Muhassibi dalam Risalah al-Mustarsyidin, “Bersikap relalah dalam menerima pembagian Allah Ta’ala, niscaya Anda menjadi orang yang paling kaya. Jauhilah apa yang Allah Ta’ala haramkan bagimu, niscaya Anda menjadi manusia yang paling wara’.”

Orang kaya dalam sudut pandang Islam bukanlah mereka yang memiliki harta paling banyak, lalu menumpuk dan menolak mengeluarkan hak-hak harta di jalan Allah Ta’ala serta kepada mereka yang berhak menerimanya.

Dalam sudut pandang Islam, orang-orang seperti ini dikategorikan sebagai manusia yang miskin karena hatinya tersandra dengan dunia. Tiada kesibukannya kecuali memburu harta, jabatan, dan wanita. Tiada yang dipikirkannya kecuali cara-cara licik untuk menggapai sekian target duniawi.

Dalam Islam, seseorang disebut kaya ketika dirinya tidak tergantung dengan dunia. Mereka mencari dunia, tapi untuk bekal akhirat. Lantaran sikap ini pula, ada begitu banyak kaum Muslimin yang dikejar-kejar oleh dunia, justru ketika mereka meninggalkan dan tidak sedikit pun berhasrat dengan dunianya.

Mereka rela dengan apa dan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Mereka ikhlas. Mereka ridha. Mereka tidak pernah melihat jumlah, tapi senantiasa memperhatikan Zat yang telah memberinya rezeki. Mereka senantiasa menganggap pemberian Allah Ta’ala sebagai sesuatu yang agung, pun jika jumlahnya sedikit dalam pandangan manusia pada umumnya.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan Anda serta kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas isi artikel ini, namun kawan komentarnya yang sopan ya...!!! he..he..

◄ Newer Post Older Post ►

Para Sahabat

Nasehat Sang Murabbi

Nasehat Sang Murabbi

Sekilas

Sekilas
Bukanlah seorang penulis apalagi seorang plagiator, tapi coba berbagi atas apa yang di dengar, di lihat dan di baca....

Nasyid

Jangan lupa di LIKE ya,,,

×
 

Copyright 2011 Blog Kita79 is proudly powered by blogger.com | Design by BLog BamZ