Khalid ibn Walid R.A. bertarung melawan Rasulullah S.A.W. dan sahabat-sahabatnya, dia
bertanggung jawab atas terlukanya Rasulullah S.A.W. Dialah orang satu-satunya yang
mengalahkan umat muslim selagi Rasulullah S.A.W. berada di antara mereka.
Tapi
bukan karena inilah dia menjadi terkenal. Kita mengenalnya karena Rasulullah
S.A.W. memberinya gelar yang spesial yaitu “Saifullah (Pedang Allah).”
Ketika
Umar ibn Khatab R.A. adalah khalifah, dia meminta kepada Khalid “Khalid, aku
ingin kau menaklukkan Romawi. Berapa banyak prajurit yang
kau butuhkan?” Khalid R.A. berkata “Berikan aku 500 prajurit.” Umar bin
Khatab R.A. mengingatkannya, “Ya Khalid, mereka mempunyai kira-kira 100.000
prajurit.” Khalid berkata, “Kalau begitu, berikan aku tambahan 500 prajurit lagi.”
Umar memintanya untuk membawa 10.000 prajurit bersamanya, tapi Khalid tidak
ingin 10.000 prajurit. Dia berkata “Orang-orang kafir itu, Allah hanya
memberikan mereka potongan kecil dari dunia, tapi Allah memberikan kita
akhirat. Dan Demi Allah, jika aku pergi kesana hanya dengan 10 orang beriman, maka
kami akan kembali dengan kekuatan mereka dan kemenangan.”
Inilah
keyakinannya. Karena para sahabat Rasulullah S.A.W., hati mereka tidak terpikat
kepada dunia, dan mereka hanya memikirkan akhirat.
Allah
memberikan mereka ‘Izzah, Allah memberikan mereka kekuatan. Dan kekuatan itu
sudah terasa bahkan sebelum mereka bertemu dengan orang-orang kafir. Dan
sekelompok kecil prajurit itu dibandingkan dengan jumlah prajurit orang-orang
kafir, sudah cukup bagi Khalid R.A. Masya Allah, dia kembali dengan kemenangan.
Pada
4 tahun terakhir kehidupan Khalid ibn Walid R.A., dia diturunkan pangkatnya,
tidak diperbolehkan pergi ke medan perang. Ini adalah ujian terbesar bagi
Khalid ibn Walid R.A. Setelah Hira selama 6 bulan, dia diberhentikan dari medan
perang. Dan Khalid R.A. menjuluki tahun itu sebagai “Tahun-tahun wanita” karena
dia tidak bisa pergi berperang.
Dan
riwayat menceritakan bahwa Khalid R.A. tidak membuang-buang waktunya. Pada masa
itu, Khalid ibn Walid membaca Al-Qur’an. Dia berkata “Jihad telah menghentikanku
dari belajar Al-Qur’an.” Sekarang dia bertekad mempelajarinya. Dia membaca
Al-Qur’an dari fajr hingga dzuhur, dan terus-menerus menangis karena takut
kepada Allah.
Dan
setelah 4 tahun menjelang wafatnya Khalid R.A. Subhanallah, dapatkah kau
bayangkan bahwa dia orang yang berperang dalam banyak pertempuran, menghancurkan
negara-negara perkasa, tapi dia wafat di tempat tidurnya? Khalid R.A. berkata “Kau tahu,
ketika Umar R.A. menurunkan jabatanku, aku merasa kecewa, tapi sekarang aku
sadar, bahwa apa yang Umar lakukan adalah tindakan yang tepat, karena Umar R.A.
hanya menginginkan yang khair (baik) bagi orang-orang beriman. Dan aku tidak
merasa kecewa kepada Umar R.A."
Dan
dia sudah dekat dengan kematiannya, dan riwayat menceritakan bahwa ketika
orang-orang menjenguknya, dia akan menunjukkan tangannya, dan tidak ada
sejengkal jarak pun di tangannya, kecuali ada bekas luka di tangannya. Dia menunjukkan
tangan kanannya, tangan kirinya, dadanya, dan kakinya.
Dia
berkata “Lihatlah aku, aku bertempur dalam ratusan peperangan, banyak
pertempuran, tapi aku sekarat di tempat tidurku?” Seseorang berkata kepada
Khalid R.A. “Wahai Khalid, tidakkah kau mengerti, ketika Rasulullah S.A.W.
menjulukimu sebagai ‘pedangnya Allah’, maka tidak mungkin kau gugur dalam
pertempuran, karena jika kau gugur dalam pertempuran, berarti pedangnya Allah
telah berhasil dipatahkan orang-orang kafir, sedangkan pedangnya Allah tidak
akan bisa terpatahkan.”
Dan
Khalid R.A., bertolak belakang dengan keinginannya, dia meninggal di tempat
tidurnya. Tapi ketahuilah, dalam pertempuran Mu’tah, Khalid R.A. mematahkan
sembilan pedang. Kenapa? Karena itu semua adalah pedangnya Khalid R.A., sedangkan
Khalid sendiri adalah pedangnya Allah, jadi dia tak pernah bisa dipatahkan. Dan
dia adalah orang yang menaklukkan dua bangsa adikuasa, namun meninggal di tempat
tidurnya.
Kenyataannya
adalah, kenapa dia tidak mati syahid? Bukankah Rasulullah S.A.W. bersabda tentang
orang yang mati syahid? Bahwa jenazah orang yang mati syahid tidak dimandikan,
karena darahnya akan bersaksi dan bersyahadat di hari kiamat. Pakaiannya tidak
diganti, karena pakaiannya akan bersaksi untuknya di hari kiamat. Jenazah orang
yang mati syahid tidak dishalati menurut para fuqaha. Kenapa? Karena Allah
berfirman di dalam Al-Qur’an:
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Q.S. Ali
Imran:169)
Kenyataannya
adalah, kemungkinan pakaiannya Khalid R.A. tidak akan bersaksi terhadap
syahadat-nya, darahnya
kemungkinan tidak akan bersaksi terhadap syahadatnya, tapi Demi Allah, setiap
orang yang mati syahid dari umat ini akan bersaksi untuk Khalid ibn Walid R.A.,
karena tidak ada seorang syahid dari umat ini yang tidak terinspirasi oleh
Khalid ibn Walid R.A.
Dan
riwayatnya menyebutkan bahwa dia mewariskan seekor kuda dan pedang, dan dia
mengirimkannya kepada Umar ibn Khatab R.A. Dan ketika Umar R.A. melihatnya, dia
mulai menangis. Dia berkata “Abu Bakar R.A. jauh lebih mengenal seseorang
dibandingkan diriku.” Dia menyadari keutamaan Khalid ibn Walid R.A.
Dapatkah
orang lain menunggangi kudanya Khalid? Tidak! Karena orang lain tidak akan bisa
memenuhi hak kuda itu. Dapatkah orang lain memakai pedangnya Khalid? Tidak! Karena
orang lain tidak akan bisa memenuhi hak pedang itu. Karena Khalid R.A. berada
pada level yang berbeda.
Dan
riwayatnya menyebutkan, bahwa ketika Khalid R.A. meninggal dunia, para wanita
dari Bani Makhzum keluar dan menangis, sedangkan Umar mempunyai aturan yang
ketat bahwa para wanita tidak boleh keluar dan menangis. Bahkan ketika Abu
Bakar R.A. meninggal dunia, para wanita berkumpul di rumah Aisyah R.A., mereka
menangis, dan Umar mengusir mereka.
Tapi
ketika Khalid ibn Walid R.A. wafat, seseorang datang kepada Umar R.A. dan dia
berkata “Wahai Umar, para wanita dari Bani Makhzum menangisi Khalid ibn Walid
R.A.”, dan Umar R.A. berkata “Semoga ibumu kehilangan dirimu, karena untuk
orang seperti Khalid ibn Walid R.A., orang-orang yang menangis, haruslah
menangis.”
Kemudian
Umar R.A. mendengar ibunya Khalid R.A. membaca sebuah puisi. Ibunya Khalid R.A.
berpuisi “Kau lebih baik daripada jutaan orang. Ketika musuh-musuhmu terjatuh
di hadapanmu, kau lebih berani daripada seekor singa dan seekor macan. Kau
lebih dermawan daripada banjir yang mengalir menuruni gunung.” Dan Umar R.A. berkata
“Ibunya Khalid ibn Walid R.A. telah berbicara benar.”
Aku
bersumpah, Demi Allah, jika Khalid lebih baik dari jutaan orang di masanya,
maka dia lebih baik daripada milyaran orang di masa sekarang. Dan faktanya
adalah, tidak akan ada orang lagi yang bisa menyamai Khalid. Demi Allah, jika
kau melihat Khalid R.A., dia adalah perpaduan Frederick The Great, Genghis
Khan, Napoleon, Temur, semuanya dalam satu! Dia lebih baik daripada mereka
semua jika disatukan! Dan tidak akan ada Khalid ibn Walid R.A. yang lainnya. Seperti
yang dikatakan Abu Bakar R.A., dan dia bersaksi atas Khalid ibn Walid R.A., dia
berkata “Para wanita tidak akan melahirkan orang seperti Khalid ibn Walid R.A.
lagi.”
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan Anda serta kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas isi artikel ini, namun kawan komentarnya yang sopan ya...!!! he..he..