SUATU ketika seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khattab RA. Ia
hendak mengadukan istrinya karena marah-marah kepadanya. Lelaki tersebut
jengkel dan ingin mengadukan kelakuan istrinya kepada Amirul Mukminin.
Sesampainya di kediaman Umar, beliau justru berdiri di depan rumah.
Lelaki itu pun tertegun sejenak. Secara tak sengaja, ia mendengar sang
khalifah sedang dimarahi istrinya. Sang istri terdengar
membesar-besarkan masalah yang remeh. Nada suara perempuan itu meninggi.
Sang Amirul Mukminin cenderung pasif menghadapi kemarahan istrinya.
Lelaki itu kemudian berkata dalam hati, “Jika seorang Amirul Mukminin
saja seperti itu, bagaimana denganku?” Ia kemudian berbalik hendak
pergi. Umar bin Khattab melihat tamunya hendak pergi. Ia pun bertanya,
“Apa keperluanmu?”
Laki-laki itu kemudian berbalik dan berkata, “Wahai, Amirul Mukminin,
aku datang untuk mengadukan perangai buruk istriku dan sikapnya
kepadaku. Tapi, aku mendengar hal yang sama pada istrimu,” kata lelaki
itu.
Umar bin Khattab RA kemudian tersenyum. Dia pun mengisahkan kepada
lelaki itu mengapa Umar yang keras begitu sabar menghadapi istrinya.
“Wahai, saudaraku, aku tetap sabar menghadapi perbuatannya karena itu
memang kewajibanku. Bagaimana aku bisa marah kepada istriku karena
dialah yang mencuci bajuku, dialah yang memasak roti dan makananku, ia
juga yang mengasuh anak-anakku, padahal semua itu bukanlah
kewajibannya,” jawabnya.
Subhanallah….
Seorang suami sering sekali lupa akan kerja keras istri karena tidak
melihat apa yang dilakukan seorang istri ketika ia sibuk bekerja. Bahkan
tidak jarang suami lebih menghargai teman kantor nya (apalagi wanita)
yang mau membelikan titipan nasi bungkus ketika ia keluar, lantas
membandingkan nya dengan istri di rumah.
Sebelum membandingkan, ada baiknya anda luangkan waktu 2-3 hari di
rumah, ambil cuti, berikan uang kepada istri, agar ia bisa pergi
perawatan ke salon dan spa. Lalu lakukan apa yang sehari-hari istri anda
lakukan di rumah.
Bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan, lalu rendam pakaian untuk
dicuci. Berangkat lah ke pasar untuk membeli bahan masakan dan tawar
harga semurah mungkin, agar anda tahu betapa tawar-menawar dengan
pedagang itu bukan hal yang mudah. Kemudian pulang dan masak lah makanan
kesukaan istri, karena mungkin sebelumnya sering sekali anda tidak mau
makan di rumah karena masakan di rumah tidak sesuai selera anda.
Bersihkan dapur setelah memasak lalu sajikan makanan di meja hidang.
Pekerjaan anda belum selesai sebelum bersih-bersih rumah, menjemur
pakaian dan menyeterika pakaian yang sudah kering.
Ketika tiba waktu makan siang, tersenyum lah meski saat itu anda
merasa lelah, karena anda pasti kehilangan selera saat melihat wajah
cemberut di meja makan.
Ini belum ditambah merawat anak, membuat susu, memasak bubur,
mengganti popok, memandikan dan memakaikan pakaian lalu meninabobok kan
anak di sela-sela kegiatan yang tadi anda lakukan.
Ketika anda merasakan betapa berat pekerjaan yang dilakukan istri di
rumah setiap harinya selama bertahun-tahun, tentu anda akan menyadari
bahwa semua dilakukannya karena cinta dan ketaatan nya kepada anda
sebagai suami. Ketika anda menyadari cinta yang sedemikian besar itu,
masih adakah keinginan untuk marah-marah atas kesalahan kecil yang
dilakukannya? Masih ingin kah merespon repetan yang keluar dari
lisannya? Masihkah ingin meyikapi kemarahannya dengan kemarahan pula?
Yang dilakukan Umar bin Khattab RA kepada istrinya adalah bentuk
perasaan cinta beliau dari hati yang terdalam. Bentuk penghargaan
terhadap makhluk yang menyempurnakan kehidupan rumah tangga beliau.
Wahai saudara ku rasakanlah cinta yang demikian indah. Lakukan apa
yang Umar RA lakukan terhadap istrinya, bersabarlah menghadapi kelakuan
istri seraya memberi nasehat di waktu yang tepat. Bantu lah istri di
rumah agar semakin bertambah cintanya kepada mu dan semakin besarlah
pengorbanan yang akan dilakukannya untuk mu.
Cinta yang demikian indah hanya bersumber dari hati yang indah, maka cintailah istri mu dengan keindahan hatimu. [islampos]
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan Anda serta kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas isi artikel ini, namun kawan komentarnya yang sopan ya...!!! he..he..