Masih ingatkah waktu itu tangisan pertama
mu. Saat semua orang di sekeliling mu begitu bergembira bahagia menyambut
kehadiran mu, sedang engkau terus menerus menangis di awal kehidupan mu. masih
teringat saat itu engkau tak henti-hentinya menangis di atas semua doa-doa dan
harapan mereka. Waktu itu terlampau kecil dirimu, engkau hanyalah seonggok bayi
lemah tak berdaya yang belum pernah melihat kehidupan, apa yang engkau tahu
tentang dunia ini. engkau bahkan tak
mengerti apa-apa. Tapi lihatlah mereka semua begitu bersimpatik kepadamu,
mereka mulai menyapamu dengan sapaan yang lembut, mulai mengajak mu berbicara
dengan bahasa-bahasa cinta, menghiburmu dengan ribuan aneka cara, mereka mulai
menenangkanmu dengan penjagaannya dan dekapannya seakan-akan mereka berkata ‘
You never Alone’.
(Terima kasih untuk Ummi dan Abi…)
Kini
mereka (Orang Tua) mulai mengasuhmu dengan pengasuhannya yang terbaik,
melayanimu di dalam suatu tempat yang sangat baik untuk melindungimu. indahnya Rumah
Pertama mu, sangat luas bukan? bukankah semua ini sangat indah? tempat
istimewa yang baru sekali engkau lihat sebagai seorang bayi kecil dan mungil.
tempat mu sering kali menangis dan tertawa, tempat mu sering kali merengek
untuk meminta apa yang kau inginkan.
Kini
lambat laun waktu pun berjalan dan kini semuanya berubah. Sekarang engkau telah
tumbuh besar, sekarang engkau sudah mulai pandai sekali berbicara, bahkan
sekarang sudah hampir sebagian waktu mu terus di habiskan di luar rumah ini.
‘
Nak, kamu dimana? cepat pulang ya Abi dan Ummi khawatir pada mu’ . Sungguh begitu sayangnya mereka pada mu.
(Terima kasih untuk Ummi
dan Abi…)
Tapi
sekarang ada apa dengan mu, Nak…
menakjubkannya
sekarang kenapa engkau sudah merasa besar, engkau merasa rumah ini begitu
kecil, sesak, dan sempit tidak seperti rumah-rumah teman mu yang pernah kau
kunjungi.
sekarang
engkau sudah merasa lebih pandai, kini lebih pintar lisanmu dalam beralasan ‘
Tunggu’, ‘Entar’, ‘Tidak mau’ kepada mereka orang tua mu. atau dirimu hanya
sekedar ingin menunjukan kepada saudara mu di rumah ini, bahwa ucapan mu lebih
baik dan lebih benar dari ucapan saudaramu yang lain dengan mengargumenkan apa
pun yang bisa kau ucapkan. tidak ada kelapangan hati rasa mau mengalah dalam
hormat dan sayang.
kini
engkau sudah merasa bebas, lebih senang memilih melakukan sesuatu di luar sana
yang merasa lebih begitu mengasyikan dari pada mengerjakan tugas rumah mu meski
mereka orang tua mu sering kali engkau tinggalkan, tapi mereka tak pernah
meninggalkanmu dalam bait doanya.
Sungguh…
Masih
ingat kah di rumah ini saat kita dahulu belajar mengeja dan berbicara bersama?
Masih
ingat kah di rumah ini saat kita dahulu belajar merangkak dan berjalan bersama?
masih
ingat kah di rumah ini saat kita dahulu mulai jatuh dan terus belajar berdiri
kembali bersama ?
Rumah Pertama kita…
Duhai saudara ku…
kalo
semua orang di dalam rumah ini ingin semuanya terus berbicara, lalu siapa yang
akan belajar mendengarkan?
kalo
semua orang di dalam rumah ini merasa besar dan semuanya ingin menjadi
pemimpin, lalu siapa yang akan belajar menasehati dan mentaati?
kalo
semua orang di dalam rumah ini berada di luar, lalu siapa yang akan belajar
menjaganya?
Gubuk kecil mu…
ini
memang tentang gubuk kecil mu, rumah idaman kita dahulu. bangunan Istana cinta
pertama yang masih tegak berdiri. meskipun waktu mengusangkan rupa tapi tidak
pernah menghilangkan rasa. mencintai mu sebagai mana mencintai diri ini sendiri
itu yang membuat semua ini berarti. Rumah sederhana yang syarat penuh dengan
makna. Rumah yang di dalamnya penuh dengan kedamaian, ketenangan, dan kebaikan.
Rumah
impian kita, telaga surga harapan yang tak pernah berhenti mengalir. tempat
kita merasakan sejuknya semilir, tempat dimana semua impian-impian mulia kita
terukir.
aku
hanya sekedar rindu, dan esok Pun akan ku bangun Rumah ku bersama keluarga
kecil tercinta.
‘Sesungguhnya
Engkau tahu, bahwa hati ini telah berpadu berhimpun dalam naungan cinta-Mu’.
Semoga
Allah.SWT memberikan sepetak rumah di Surga, yang akan mengumpulkan cinta dan
harapan serta kita semua di dalam-nya. Sebuah Istana yang Indah di sana.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan Anda serta kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas isi artikel ini, namun kawan komentarnya yang sopan ya...!!! he..he..