Konsep
ketuhanan agama yahudi secara ketat didasarkan pada Unitarian monoteisme.
Doktrin ini mengekspresikan kepercayaan kepada satu Tuhan. Konsep tuhan yang
mengambil beberapa bentuk (misalnya Trinitas) dianggap bida’ah dalam Judaisme.
Dalam doa secara utuh dalam hal mendefinisikan Tuhan adalah Shema Yisrael,
awalnya muncul di dalam Alkitab Ibrani: "Dengarkan O Israel, Tuhan adalah
Allah kita, Tuhan adalah satu", juga diterjemahkan sebagai "Dengarkan
O Israel, Tuhan kami adalah Allah, Tuhan adalah yang tunggal "
Allah disini
disusun sebagai zat yang kekal, pencipta alam semesta, dan sumber moralitas.
Allah mempunyai kuasa untuk campur tangan di dunia. Istilah Allah sehingga
terkait dengan kenyataan sebenarnya, dan bukan hanya proyeksi dari jiwa
manusia. Allah dijelaskan dalam pengertian seperti: "Ada satu Zat,
sempurna dalam segala cara, yang merupakan penyebab utama dari semua
keberadaan. Semua tergantung pada keberadaan Allah dan semua berasal dari
Allah. "
Namun,
benarkah pengakuannya itu ? Pada kenyataannya umat Yahudi termasuk kaum
musyabbihah, yaitu kaum yang me-nyerupakan Allah dengan makhluk, sebagaimana
tersebut dalam Kitab Taurat pada Kitab Kejadian Fasal I :
“Alloh
berkata : “Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Kami, seperti serupaan
dari Kami.”
Sehingga apa
saja yang bisa terjadi pada manusia, bisa pula dialami oleh Alloh. Bahkan dalam
keyakinan orang-orang Yahudi, Alloh bisa menga-lami keletihan dan kecapaian
sehingga perlu beristirahat, sebagaimana ter sebut dalam Taurat pada Kitab
Kejadian Fasal II :
“Alloh
menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Di
beristirahat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia ker jakan.”
Demikian umat
Yahudi meyakini tentang Allah SWT, yaitu dengan keyakinan model kaum
musyabbihah. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sifatkan.
Bahkan tidak hanya meyakini keserupaan Alloh dengan makhluk, mereka pun mensifati Allah ta’ala dengan sifat-sifat yang tidak layak ba-gi Allah, seperti : kikir, miskin, bisa diperdaya dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah SWT :
Bahkan tidak hanya meyakini keserupaan Alloh dengan makhluk, mereka pun mensifati Allah ta’ala dengan sifat-sifat yang tidak layak ba-gi Allah, seperti : kikir, miskin, bisa diperdaya dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah SWT :
وَقَالَتِ
الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ
“Orang-orang Yahudi berkata :“Tangan Allah
terbelenggu ( yakni kikir ) ( Qs.Al-Maidah : 64 )
Dalam tafsir
dari ‘Ikrimah, Qotadah, As-Sudi, Mujahid, Adh-Dhohhak, Ibnu ‘Abbas dan
lain-lainnya mengatakan :
“Mereka
tidak memaksudkan dengan perkataan mereka itu bahwa tangan Alloh terikat,
tetapi mereka hendak mengatakan : “Kikir, menahan apa yang ada di sisi-Nya.
Maha tinggi Alloh dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar.”
Maka Alloh
pun membantah ucapan mereka dalam firmannya QS. Al-Maidah : 64
“Tangan mereka itu sebenarnya yang
terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang mereka telah katakan. Bahkan
kedua tangan-Nya terben-tang, Dia menafkahkan sebagaimana yang Dia kehendaki.”(
Qs. Al-Maidah : 64 )
Dalam ayat
yang lain Alloh berfirman :
لَقَدْ
سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَ نَحْنُ
أَغْنِيَاءُ
“Sesungguhnya Alloh telah mendengar
perkataan orang-orang yang me-reka berkata :
“Sesungguhnya Alloh itu faqir (
miskin ) dan kami inilah yang kaya.” ( Qs. Ali ‘Imron : 181 )
Berkata Ibnu
Jarir Ath-Thobari : “Ayat ini dan ayat setelahnya turun berkenaan dengan sebagian orang Yahudi yang
ada pada zaman Nabi.
Yaitu mereka mengatakan demikian karena Allah SWT dalam banyak ayat memerintakan manusia untuk berinfaq. Lalu muncullah anggapan jelek orang-orang Yahudi yang terkenal kikir, bahwa Allah itu miskin sehingga butuh kepada harta manusia. Ini adalah alasan yang paling jelek untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi adalah alasan untuk menolak masuk ke dalam agama Islam.
Begitulah
orang-orang Yahudi yang tidak hanya menyamakan Alloh dengan makhluk, tetapi
juga mensifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Allah
SWT. Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Alloh !!!
وَقَالَتِ
الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاء اللّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani berkata
: “Kami adalah anak-anak Alloh dam kekasih-kekasih-Nya.” ( Qs. Al-Maidah :
18 )
Bahkan mereka
menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur-unsur Allah sedangkan manusia selain
bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari tanah setan atau tanah najis. Oleh
karena itu mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak memimpin
dunia, sedangkan bangsa-bangsa lainnya mereka yakini sebagai bangsa-bangsa budak
yang harus mengabdi kepada mereka. Bertolak dari pemikiran yang buruk ini
lahir-lah doktrin Zionisme dengan protokolatnya guna mewujudkan mimpi
orang-orang Yahudi.
وَقَالُواْ
لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَن كَانَ هُوداً أَوْ نَصَارَى
“Mereka berkata : “Tidak akan pernah bisa masuk syurga kecuali orang-orang yang
beragama Yahudi atas Nashrani.” ( Qs. Al-Baqoroh : 111 )
Dalam ayat
yang lain Alloh menyatakan :
“Katakan : “Bila khusus hanya untuk kalian
saja negeri Akhirat yang ada di sisi Alloh, bukan untuk manusia yang lain, maka
inginkanlah kematian bila kalian memang orang-orang yang benar !” Mereka
sekali-kali tidak akan pernah menginginkan kematian itu selama-lamanya karena
kesalah-an-kesalahan yang telah mereka perbuat, dan Alloh Maha Mengetahui ter hadap
orang-orang yang berbuatan zhalim.” ( Qs. Al-Baqoroh : 94 – 95 )
Namun dalam
perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Alloh memiliki anak, yaitu
Uzair ( Ezra ). Uzair adalah seorang sholih yang hafal kitab Taurat, kemudian
Alloh mematikannya selama 100 ta-hun. Ketika dihidupkan kembali setelah
kematiannya itu, kitab Taurat te-lah musnah karena serbuan dari Bukhtunshir.
Maka Uzair membawa bukti akan keberadaan dirinya dengan memaparkan hafalan
Tauratnya.
Ketika itulah uorang-orang Yahudi mengkultuskannya dengan anggapan,
kalau Nabi Musa datang kepada mereka
membawa Taurat dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan Alloh,
sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan
hafalannya, ma ka Uzair lebih , lalu
mereka me-yakini Uzair lebih tinggi kedudukannya daripada Musa sebagai anak Alloh, dan mereka pun
menyembahnya. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi (
Bani Isroil )
sumber
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan Anda serta kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas isi artikel ini, namun kawan komentarnya yang sopan ya...!!! he..he..