ilustrasi @ustadchandra
Adanya Hari Kiamat dan perhitungan amal
adalah salah satu bentuk Mahaadil-Nya Allah Ta’ala. Dalam Hari
Perhitungan amal kelak, tidak ada satu pun perbuatan seorang hamba yang
bisa disembunyikan. Semua hamba akan mendapatkan balasan sesuai dengan
amal perbuatannya. Amal baik dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali
lipat, dan amal buruk akan mendapat balasan sesuai dengan amalnya itu.
Allah Ta’ala menegaskan hal ini dalam
banyak ayat-Nya. Diantaranya, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang
siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.” (az-Zalzalah [99]: 7-8)
Hari itu, semua mulut terkunci. Yang
menjadi saksi adalah seluruh anggota tubuh pelaksana amal. Hidung,
telinga, kaki, tangan, dan semuanya bersaksi kepada Allah Ta’ala. Maka
pada hari itu, kerugian besar dan siksa yang dahsyat berhak dibeirkan
kepada mereka yang senantiasa ingkar kepada Allah Ta’ala dan mendustakan
Rasulullah Saw.
Anas bin Malik Ra berkisah. Suatu ketika,
Rasulullah saw pernah tersenyum. Sesaat setelahnya, beliau bertanya,
“Tahukah kalian, kenapa aku tersenyum?”
Para sahabat pun balik bertanya, “Apa yang menyebabkan engkau tersenyum, wahai Rasulullah?”
Sang Nabi dengan senyumnya khas itu pun
menerangkan, “Aku kagum terhadap protes seorang hamba kepada Tuhannya.”
Sabdanya santun, lalu terhenti. Rupanya, kelak ada yang protes saat
perhitungan amal.
Rasul melanjutkan, hamba itu mengatakan,
“Wahai Tuhanku, bukankah Engkau berjanji akan melindungiku dari
kezhaliman?” Allah Ta’ala pun berfirman, “Ya.”
Bersemangat, hamba itu melanjutkan,
“Sesungguhnya aku tidak akan menerima seorang saksi pun, kecuali diriku
sendiri.” Maksudnya, hamba tersebut berniat untuk berbohong. Maka, dia
mengatakan tidak akan menerima saksi dalam perhitungan amal itu, kecuali
dirinya sendiri.
Maka Allah Ta’ala kembali berfirman,
“Cukuplah Aku menjadi saksi (pada hari ini) dan para malaikat yang
mulia, serta para pencatat amal!”
Selepas itu, mulut hamba itu ditutup, dan
semua anggota tubuhnya diperintahkan berbicara (bersaksi) tentang apa
saja yang telah diperbuat olehnya. Maka dengan izin Allah Ta’ala,
semuanya dapat berbicara.
Lantas, hal yang membuat Rasulullah Saw
tersenyum adalah kejadian setelah hamba itu mendengar kesaksian semua
anggota tubuhnya, hamba itu berkata seraya melaknat anggota tubuhnya,
“Binasa dan celakalah kalian (anggota tubuh). Padahal sebelumnya aku
membela kalian,” tutup Rasulullah Saw sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Muslim dan dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsir gubahannya.
Semoga sejak saat ini kita menyadari,
bahwa kelak seluruh anggota tubuh akan bersaksi di Mahkamah Akhirat,
sehingga kita lebih berhati-hati dalam setiap amal. [Pirman]
kisahikmah
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan Anda serta kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas isi artikel ini, namun kawan komentarnya yang sopan ya...!!! he..he..