Oleh: Akmal Sjafril || Twitter: twitter.com/malakmalakmal
Mari ngobrol sebentar tentang pancasila. Sudah hafal pancasila kan?
Gampang sekali menghafalnya. Walaupun sejak dulu sudah dinyatakan sebagai Dasar
Negara RI, namun debat tentang pancasila masih tetap ada. Sebagian orang sampai
detik ini menganggap pancasila sebagai barang haram, karena bukan ajaran Islam.
Dulu, para legislator dari Masyumi pernah mengajukan Islam sebagai Dasar
Negara, tapi mereka tidak menolak pancasila. Pasalnya, seperti kata Natsir, pancasila
tidaklah dapat menafsirkan dirinya sendiri. Islam-lah yang mampu memberikan
makna padanya. Pancasila sendiri hanya lima kalimat pendek yang masih butuh
penafsiran panjang. Oleh karena itu, seperti dijelaskan oleh Ustad Husaini Adian
dalam bukunya, pancasila sering ditafsirkan menyimpang oleh kaum sekuler.
Dengan getir, dulu Buya Hamka menyindir RI yang merupakan negara ber-Ketuhanan
namun menerima paham tak bertuhan.
Jika kita baca teks pancasila, jelaslah bahwa negeri ini tidak menerima
ateisme. Masalahnya, siapa yang menafsirkan Pancasila? Jangankan ateisme, jika
kita lihat sila pertama, sekularisme pun semestinya tidak diterima di negeri pancasila
ini. Ustad Husaini Adian pun menggarisbawahi bahwa dalam pancasila tercantum
banyak kosa kata Islam. Kata-kata "adil", "adab",
"musyawarah", semuanya berasal dari konsep Islam.
Keadilan versi Islam berbeda dengan keadilan versi sekuler. Dalam hak
waris, misalnya, jelas bedanya. Tapi, lagi-lagi, jika melihat sila pertama,
maka jelas bahwa kita tidak boleh menggunakan keadilan versi sekuler.
Sayangnya, negeri ini dimerdekakan dengan darah syuhada, tapi selalu dipimpin
oleh kekuatan sekuler. Maka, orang-orang sekuler inilah yang menafsirkan pancasila.
Lebih tepatnya: memanipulasi.
Sekularisme, bagaimana pun cantiknya ia dihias, akan selalu bentrok
dengan agama. Sekularisme memang bukan ateisme, namun ujung 'perjalanannya' ya
di titik itu. Sekularisme berusaha membatasi 'kuasa Tuhan'. Justru karena
itulah ia selalu berbenturan dengan agama. Tuhan macam apa yang mau 'dibatasi'?
Mengingkari hak Tuhan sama saja dengan mengingkari Tuhan itu sendiri. Itulah
sebabnya orang-orang sekuler-liberal lebih akrab bergaul dengan kaum agnostik dan ateis ketimbang yang taat
beragama. Jauh di lubuk hatinya, mereka sudah tidak layak disebut beragama. Bagi
mereka, agama ini cuma main-main.
Tapi kasus di Indonesia memang spesial. Kadang bikin geli juga, hehe.
Kaum sekuler dan komunis di masa lampau masih melayani debat dengan argumen
yang panjang-panjang. Di zaman kita sekarang ini, kaum sekularis-liberalis
sudah tak sanggup lagi berdebat secara intelek. Bukannya debat tentang cara
menafsirkan pancasila, mereka malah memilih jalan pintas: ubah saja sekalian
Pancasila itu!
Lihat tweet-tweet lama @idetopia (tokoh Jaringan Islam Liberal). Betapa kasar caranya
mendekonstruksi pancasila. Setidaknya, para pendahulu kita memaparkan argumen
panjang ketika memusyawarahkan dasar negara. Bagi @idetopia, urusan dasar
negara nampaknya bisa diselesaikan dengan cara hit and run. 140 karakter cukup! Dari sini sebenarnya sudah
terlihat perbedaan intelektualitasnya. Berbeda antara orang-orang sekuler yang
dulu dengan sekarang, meski sama-sama sekuler Karena sekularisme hakikatnya
memusuhi agama, maka kebencian pun difokuskan pada Sila 1 pancasila.
Betapa nyata kebencian @idetopia terhadap Sila pertama. Bisa dibilang, ia
tengah menghujat agamanya sendiri. Tapi dimana-mana ia jadi pembicara soal
Islam dan politik, padahal Islam ia abaikan, pancasila hendak ia ubah sendiri.
Orang-orang sekuler lain banyak yang juga menyuarakan kebenciannya pada sila pertama pancasila. Contohnya yang ini.
Yakinlah, kapan pun kaum sekuler ini berkuasa, pastilah umat beragama menjadi korban. Mereka hanya mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Urusan berkorban demi negara, itu wilayahnya para mujahid pejuang. Mereka tidak ikut berdarah-darah untuk Indonesia, namun kejayaannya malah diklaim sendirian. Begitulah tabiatnya. Sekarang, semua orang mereka tuduh 'tidak Pancasilais', padahal mereka sendiri yang mengobrak-abrik pancasila dengan gelap mata. Apa akan kita biarkan negeri ini dikendalikan oleh para pengkhianat ini? Semoga kita mampu belajar dari sejarah dan tidak jatuh ke lubang yang sama berkali-kali. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan Anda serta kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas isi artikel ini, namun kawan komentarnya yang sopan ya...!!! he..he..